Monday, 25 January 2016

Ilmu Sosial Dasar #14

Manado (ANTARA News) - Menteri Agama, Lukman Saifuddin, pada Konferensi Internasional Tahunan Ke-15 Studi Islam (AICIS), di Manado, Jumat, mengatakan, kerukunan antarumat beragama di Provinsi Sulawesi Utara mencerminkan Indonesia.

"Indonesia mini ada di sini. Sikap toleransi dan tenggang rasa yang dimiliki masyarakat Nyiur Melambai memberi kekaguman bagi bangsa Indonesia terutama di sektor keagamaan," kata Saifuddin. 

Menurut Saifuddin, penyelenggaraan AICIS di Manado yang mayoritas berpenduduk beragama Kristen itu menjadi hal yang luar biasa. 

Hal itu, menurut Saifuddin, sejalan dengan semangat seorang pahlawan nasional asal daerah ini, Sam Ratulangi, lewat filosofinya, manusia hidup untuk memanusiakan orang lain.

"Sungguh luar biasa, deaerah yang dihuni 75 persen beragama Kristen namun bisa menjadi tuan rumah 15Th AICIS 2015 yang notabenenya kegiatan umat Islam," katanya.

Sementara itu Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Djouhari Kansil, mengatakan, Sulawesi Utara banyak menggelar kegiatan yang berlabel keagamaan. 

Dengan semboyan torang samua basudara (kita semua bersaudara) telah memberi motivasi dan inspirasi seluruh warga sehingga kegiatan apapun yang digelar di daerah ini terus menuai sukses.

Realitas keberagaman ini, kata Kansil, disyukuri sebagai anugerah Tuhan sehingga memotivasi masyarakat hidup dalam persaudaraan yang rukun, damai, saling menghargai dan menghormati perbedaan.

http://www.antaranews.com/berita/516192/sulawesi-utara-cermin-kerukunan-umat-beragama-indonesia

Opini:
Menurut saya, Sulawesi Utara mencontohkan bagaimana kehidupan dalam kerukunan antar umat beragama. Walaupun sulawesi memiliki penduduk yang dimana 75 persen-nya beragama Kristen tetapi dapat menjadi tuan rumah acara Konfrensi Tahunan ke-15 Studi Islam. Memiliki sikap toleransi dan rasa tenggang yang sangat tinggi sehingga acara ini dapat digelar tanpa adanya kericuhan.

Ilmu Sosial Dasar #13

Liputan6.com, Jayapura - Sepucuk surat yang dibawa Fadila Widy Afini Lokahita hari ini ke rumahnya bagaikan petir yang menyambar bocah 10 tahun tersebut beserta keluarganya. Isi surat itu menyatakan, siswa kelas V di SD Negeri Entrop, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Papua tersebut dikeluarkan dari sekolah karena menggunakan jilbab.

Surat tersebut ditanda-tangani oleh kepala sekolah bernomor 421.2/105/2014 tertanggal 30 September 2014.

Orangtua Fadila, Iwan Suryawan mengatakan, hari ini anaknya resmi dikeluarkan pihak sekolah. Dalam surat itu disebutkan, alasan sekolah mengeluarkannya karena jilbab Fadila dianggap mencoreng kebersamaan berpakaian sekolah.

"Kami pernah diberikan surat teguran pertama oleh pihak sekolah, tentang larangan penggunaan jilbab oleh Fadila dan kami pun pernah dipanggil oleh pihak sekolah tentang larangan penggunaan jilbab di sekolah tersebut," kata Iwan di Jayapura, Papua, Rabu (1/10/2014).

"Saat pemanggilan pertama itu, pihak sekolah meminta agar memindahkan anak kami jika ingin menggunakan jilbab," imbuh dia.

Iwan menuturkan, dirinya pernah meminta aturan tertulis tentang pelarangan penggunaan jilbab di sekolah itu. Namun pihak sekolah menyebutkan, lanjut dia, SD Negeri Entrop adalah sekolah otonomi, sehingga aturan-aturan khusus dibuat sendiri oleh pihak sekolah.

"Memang ada beberapa siswa yang juga ditegur oleh pihak sekolah lantaran menggunakan jilbab. Tapi anak-anak lain langsung melepas jilbabnya dan hanya Fadila yang tetap menggunakan jilbab itu sampai sekarang," tutur Iwan pilu.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura, Robert Betaubun mengaku belum mengetahui kejadian yang menimpa Fadila. Dia berjanji akan berkoordinasi dengan pihak sekolah terkait masalah ini. 

"Seharusnya tidak boleh ada diskriminasi apapun di sekolah. Saya akan memanggil pihak 
sekolah dan mencari tau apa yang sebenarnya terjadi," tandas Robert. (Mut)

http://news.liputan6.com/read/2112935/gara-gara-jilbab-siswa-sd-jayapura-dikeluarkan-dari-sekolah


Opini Saya:
Menurut saya, mengeluarkan siswa dari sekolah karena menggunakan jilbab adalah sebuah alasan yang tidak dapat diterima. Seharusnya tidak boleh ada deskriminasi apapun di sekolah, karena disitulah anak-anak mulai belajar dan mendapatkan pendidikan. Jika ada sebuah kasus deskriminasi seperti ini, dapat mengajarkan kepada anak-anak itu sendiri secara tidak langsung tentang perilaku/tindakan deskriminasi. Jika SD sudah di ajari dan diberikan contoh sifat seperti ini, mereka akan tumbuh menjadi remaja-remaja yang diskriminatif.

Wednesday, 13 January 2016

Ilmu Sosial Dasar #12

Ilmu PengetahuanIlmu adalah sesuatu yang tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dari objek tertentu yang sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif.
Pengetahuan dari pandangan Aristoteles merupakan sesuatu yang dapat diinderai dan dapat merangsang budi. Pandangan Bacon & David Home pengetahuan diartikan sebagai pengalaman indera dan batin. Menurut Imanuel Kant pengehuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman.

TeknologiTeknologi berasal dari Bahasa Perancis yaitu “La Teknique“ yang dapat diartikan dengan Semua proses yang dilaksanakan dalam upaya untuk mewujudkan sesuatu secara rasional.Teknologi juga berarti keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.

KemiskinanKemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada dibawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh (Emil Salim, 1982).

Ciri-Ciri Manusia yang Hidup di Bawah Garis Kemiskinan1. Tidak memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan, dll.
2. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal usah.
3. Tingkat pendidikan yang rendah, tidak sampai tamat sekolah dasar karena harus membantu orang tua mencari tambahan penghasilan.
4. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas (serabutan) berusaha apa saja.
5.  Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.

Manfaat teknologi dalam kehidupan masyarakat indonesia
Teknologi sebenarnya sejak dulu sudah ada. Pada dasarnya teknologi diciptakan untuk memudahkan manusia. Tapi kadang-kadang teknologi yang diciptakan manusia tidak semuanya membantu, lambat laun akan menjadi bom waktu yang siap meledak. Pada satu sisi, perkembangan teknologi telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban manusia, pekerjaan yang sebelumnya menuntut kekuatan dan kemampuan fisik, kini sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin otomatis.

Dalam Bidang:Pendidikan: Tanggapan langsung: Kebanyakan program e-learning memberikan masukan langsung pada penilaian peserta didik. Demikian pula ada fitur seperti chat, forum diskusi, e-library, dll yang memungkinkan klarifikasi pada kecepatan yang lebih cepat daripada di kelas tradisionalKesehatan: Biaya- dan menghemat waktu: Dokter bisa ikut memberikan saran, dengan cara berkomunikasi lewat internet dengan pasiennya. Cara ini menghemat biaya dan waktu dengan mengurangi kunjungan ke klinik.Masyarakat: Komunikasi: Dunia adalah tempat yang lebih kecil dan teknologi memungkinkan semua orang untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan teman-teman mereka dengan biaya yang lebih terjangkau.

Ilmu Sosial Dasar #11

MASYARAKAT
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.

AGAMA
Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan. Banyak agama memiliki narasi, simbol dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta.

SOLUSI AGAR MASYARAKAT DESA TIDAK MELALUKAN URBANISASI
Urbanisasi merupakan salah satu proses yang tercepat di antara berbagai perubahan sosial di seluruh dunia termasuk Indonesia sendiri. Masyarakat yang melakukan urbanisasi memiliki beberapa alasan dilihat dari faktor pendorong dan penarik. Faktor-faktor tersebut bisa mengarahkan masyarakat untuk mendapatkan kehidupan yang layak, tetapi hal tersebut hanya bisa terlaksana bila para urban memiliki skill yang dibutuhkan di daerah tujuan. Solusi agar masyarakat desa tidak melakukan urbanisasi adalah memberikan lapangan kerja dan meningkatkan fasilitas-fasilitas di desa sehingga masyarakat desa tidak perlu pindah ke kota untuk mendapatkan pekerjaan.

Ilmu Sosial Dasar #10

Prasangka
Prasangka adalah Sikap yang negatif terhadap sesuatu tanpa ada alasan yang mendasar atas pribadi tersebut.

Prasangka adalah penilaian dari satu kelompok atau individu yang terutama didasarkan pada keanggotaan kelompok. Efek dari prasangka adalah merusak dan menciptakan jarak yang luas. Sering dikatakan bahwa prasangka adalah sikap sementara diskriminasi adalah satu tindakan. Prasangka dipengaruhi oleh pilihan tentang kebijakan public. Prasangka memiliki sumbangan terhadap oposisi yang lebih besar terhadap kegiatan pihak yang menyetujui.

Prasangka tidak terbatas pada kelompok, ras, suku, Prasangka juga terdapat di antara kelompok agama, partai, juga orang yang kegemukan menjadi target prasangka dan stereotip yang negatif, bahkan lanjut usia juga diprasangkai sebagai orang yang tidak mampu lagi secara fisik dan mental.

Sifat prasangka sudah menjadi bawaan setiap umat manusia dan tanpa diketahui kita melakukan itu setiap saat. Oleh sebab itu prasangka bisa juga dianggap sebagai rasa tidak suka terhadap orang tersebut baik kita mengenal mereka maupun kita tidak mengenalnya. Sifat ini dapat dihindari jika kita mawas diri dan lebih sering berintropeksi diri sebelum menilai orang-orang sekitar.

Deskriminasi
Diskriminasi adalah tindakan yang memperlakukan satu orang atau satu kelompok secara kurang adil atau kurang baik daripada orang atau kelompok yang lain. Diskriminasi dapat bersifat langsung atau tidak langsung dan didasarkan pada faktor-faktor yang sama seperti premanisme dan pelecehan.
Diskriminasi dapat dilakukan oleh individu, kelompok, atau kebijakan dan praktik organisasi.
Contoh: Diskriminasi RasIndividu tidak di berikan layanan kesehatan karena Ras



Etnosentris
Etnosentrisme adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.

Sebab-sebab Munculnya Etnosentrisme di Indonesia
Salah satu faktor yang mendasar yang menjadi penyebab munculnya etnosentrisme di Bangsa ini adalah budaya politik masyarakat yang cenderung tradisional dan tidak rasionalis. Budaya politik masyarakat kita masih tergolong budaya politik subjektif Ikatan emosional –dan juga ikatan-ikatan primordial- masih cenderung menguasai masyarakat kita. Masyarakat kita terlibat dalam dunia politik dalam kerangka kepentingan mereka yang masih mementingkan suku, etnis, agama dan lain-lain. Aspek kognitif dan partisipatif masih jauh dari masyarakat kita.
Salah satu faktor yang juga menjadi penyebab munculnya masalah etnosentrisme adalah pluralitas Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras dan golongan. Pluralitas masyarakat Indonesia ini tentu melahirkan berbagai persoalan. Setiap suku, agama, ras dan golongan berusaha untuk memperoleh kekuasaan dan menguasai yang lain.Pertarungan kepentingan inilah yang sering memunculkan persoalan-persoalan di daerah.

Contoh Etnosentrisme di Indonesia 
Salah satu contoh etnosentrisme di Indonesia adalah perilaku carok dalam masyarakat Madura. Menurut Latief Wiyata, carok adalah tindakan atau upaya pembunuhan yang dilakukan oleh seorang laki-laki apabila harga dirinya merasa terusik. Secara sepintas, konsep carok dianggap sebagai perilaku yang brutal dan tidak masuk akal. Hal itu terjadi apabila konsep carok dinilai dengan pandangan kebudayaan kelompok masyarakat lain yang beranggapan bahwa menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekerasan dianggap tidak masuk akal dan tidak manusiawi. Namun, bagi masyarakat Madura, harga diri merupakan konsep yang sakral dan harus selalu dijunjung tinggi dalam masyarakat. Oleh karena itu, terjadi perbedaan penafsiran mengenai masalah carok antara masyarakat Madura dan kelompok masyarakat lainnya karena tidak adanya pemahaman atas konteks sosial budaya terjadinya perilaku carok tersebut dalam masyarakat Madura. Contoh etnosentrisme dalam menilai secara negatif konteks sosial budaya terjadinya perilaku carok dalam masyarakat Madura tersebut telah banyak ditentang oleh para ahli ilmu sosial.