Thursday, 14 April 2016

Manusia dan Penderitaan

Secara bahasa manusia berasal darkata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologisrohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamaliayang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi yang, dalamagama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemukserta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok, dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.

Karena penderitaan dirasakan dan adalah sebuah perasaan dalam jiwa kita masing-masing maka kita harus tau apa itu ‘perasaan’.

Perasaan ialah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat subyektif.

Unsur-unsur perasaan adalah sebagai berikut
- Bersifat subyektif dari pada gejala mengenal
- Bersangkut paut dengan gejala mengenal
- Perasaan dialami sebagai rasa senang atau tidak senang, yang tingkatnya tidak sama.

Perasaan lebih erat hubungannya dengan pribadi seseorang dan berhubungan pula dengan gejala-gejala jiwa yang lain. Oleh sebab itu, tanggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu tidak sama dengan tanggapan perasaan orang lain, terhadap hal yang sama. Sebagai contoh ada 2 orang bersama-sama menyaksikan pementasan drama. Seorang diantaranya menganggapi pementasan para pameran tersebut dengan rasa kagum dan senang, singkatnya dia menilai penampilan pementasan drama itu sangat sempurna, tapi seorang yang lain menanggapi pementasan tersebut dengan acuh tak acuh, tampaknya pementasan itu biasa-biasa saja dan tidak menarik.
Karena adanya sifat subyektif pada perasaan inilah maka gejala perasaan tidak dapat disamakan dengan gejala mengenal, tidak dapat disamakan dengan fikiran dan sebagainya. Perasaan tidak merupakan suatu gejala kejiwaan yang terdiri sendiri, tetapi bersangkut paut dengan gejala mengenal. Kadang-kadang gejala perasaan diiringi oleh peristiwa mengenal dan sebaliknya pada suatu ketika gejala perasaan yang menyertai peristiwa mengenal.

Gejala perasaan bergantung pada:
- Keadaan jasmani, misal badan dalam keaadan sakit, perasaan mudah tersinggung dari pada badan dalam keadaan sehat dan segar.
- Pembawaan, ada orang yang pembawaan berperasaan halus, sebaliknya ada pula yang kebal perasaanya.
- Perasaan seseorang berkembang sejak ia mengalami sesuatu. Kadaan yang dapat memengaruhi perasaan dapat memberikan orak dalam perkembangan perasaan.

Perasaan selain bergantung kepada stimulus yang datang dari luar, perasaan juga bergantung kepada:
-       Keadaan jasmani individu yang bersangkutan.
-       Keadaan dasar individu. Hal ini erat hubungannya dengan struktur individu.
-       Keadaan individu pada suatu waktu atau keadaan yang temporer seseorang.

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.

Contoh simple penderitaan yang mungkin dapat kita lihat pada waktu ini adalah penderitaan yang dirasakan oleh warga luar batang yang direlokasikan karena adanya proyek reklamasi yang akan di jalankan. Mereka yang telah tinggal bertahun-tahun hingga berpuluh-puluh tahun tinggal di daerah satu harus pindah ke rumah susun yang memiliki kamar kecil. Kesedihan yang mendalam dan kekecewaan tidak dapat berbuat apa-apa adalah sebuah penderitaan bagi warga tersebut.



  

No comments:

Post a Comment